Oleh : Anjas
Sekretaris Umum HMI Komisariat Hijau Hitam
Judul di atas sebenarnya Soekarno Dan Visi Kebangsaan tapi penulis merubah menjadi HMI Dan Visi Keislaman dari hasil karya Imam Muhlis dalam bukunya "Ijtihad Kebangsaan" ( Soekarno Dan NU). Buku yang menggambarkan secara universal jejakan perjuang bungkarno dengan NU untuk membangun negara indonesia secara mapan , maka sejarah telah menyatakan bahwa konstruksi (Pembangunan) negara indonesia tidak jauh dari campur tangan Ulama, santri Dan Kiyai. Dari intervensi dalam membangun indonesia sehingga NU di cap sebagai organisasi Oportunis,Pragmatis.
Soekarno seorang nasionalisme totalitas dengan orientasi menghapuskan kolonial dan imperial, Nasionalis adalah kecintaan pada negara dan bangsa. Termaksud NU seorang nasionalis hanya saja orientasinya sedikit berbeda dia lebih mengedepankan syariat islam(Tradisional), Bungkarno mengakui sewalaupun NU tradisional dia mampu mengadaptatif dengan perkembangan zaman, mulai dari hirarki politik, budaya.
Kerap kali muncul perspektif sosial akan eksistensi NU dan Soekarno dalam hal ini membuat mereka mengeluarkan ungkapan yang sedikit keras "Demi Mempertahankan kekuasaan" Apalagi bungkarno dan Hasym as,ary sama-sama orang jowo (jawa).
Tapi bagi Soekarno NU bukanlah seperti pemikiran di atas sehingga pada waktu presiden soekarno dalam pidatonya yang berjudul " Saya Cinta Sekali Pada NU" pidato soekarno itu di sampaikan pada penutupan muktamar nahdatul ulama di solo, 29 Desember 1962. Sejarah telah membuktikan sewalaupun mereka berdua berbeda dalam menerapkan dakwahnya tapi hakikatnya sama. ( Buku Ijtihad Kebangsaan) penulis Imam muhlis
*HMI Gerbong Bagi Mahasiswa Islam*
HMI merupakan gerbong besar bagi mahasiswa dan pemuda indonesia yang selalu memberikan semangat keislaman dan keindonesiaan. HMI organisasi islam paling tua di di bumi nusantara dengan menganut idiologi pembangunan Kesadaran keislaman, yang tidak kontrak dengan berbagai paham yang merebak di teritorial (Wilayah) Indonesia, "Berdiri di atas kaki sendiri tanpa di intervensi oleh sekelupak manusia "Yaitu ketidaktergantung pada pemerintah indonesia, Mungkin istilah "Go to hell with your aid" ( Persetan Dengan Bantuanmu). Dengan etos perjuangan yang mapan membuat Founding Father ( Lafran Pane) terlihat apatis intervensi dari pemerintah.
Sehingga akhirnya HMI telah berhasil membumikan semangat keislaman dan keindonesian kepada seluruh mahasiswa dan pemuda indonesia alkhususnya rakyat indonesia dengan menyakinkan perjuangan HMI dalam melawan kekejaman agresi mileter II sekaligus (Jas Merah "PKI"). Pada hakikatnya untuk menyakinkan sosial sangat sulit dengan hanya menggunakan teoritis tapi dengan keintelektualitas kader himpunan mahasiswa islam menunjukkan dengan kontribusi atau dedikasi yang aktif di bumi nusantara.
Berangkat dari pemikiran di atas membuat Posisi HMI di bumi nusantara selalu di incar oleh Komunisme (PKI) sehingga dengan berbagai taktik dan strategi Pki membentuk ormas dalam menyuarkan untuk membubarkan HMI " PKI menjadikan HMI sebagai ancaman sekaligus musuh paling besar. Hipotesis yang penulis pakai kemungkinan (Probabilitas) pembubaran HMI dulu ada intervensi besar-besaran pki dengan menggunakan sistem kekuasaan sebagai instrumennya, iya, sejara yang mengatakan bahwa memang ada campur tangan dari orla.
Pada dasarnya HMI dari awal di dirikan oleh prof. Drs . Hj Lafran Pane berdasarkan pada perihal mahasiswa dan pemuda yang cendrung hiburan, pada hakikatnya hiburan adalah konsepsi kaum kolonialisme dan imperialisme, hal ini juga yang membuat bungkarno membangun negara sendiri melihat pribumi indonesia di bawah hegemoni kolonial dan imperial sebaliknya juga NU di bangun karena ini asbabul nujul sehingga penulis mencoba menarik sebuah premis minor bahwa HMI, NU,Soekarno memiliki visi yang unggul,religius,paling terpenting nasionalisme
Maka dengan Ideologi HMI "Khitta Perjuangan" merupakan titik kesadaran bagi seluruh elemen mahasiswa islam indonesia sebagai manhaj gerakan. Sebelum kita masuk pada inti pembahasan sebaiknya kita mengetahui dulu yang melatar belakangi idiologi sehingga bercokol di atas hidup manusia , Buku " Ijtihad Kebangsaan (Soekarno Dan NU) Ada seorang filsuf prancis "Antoine Destut De tracy (1754-1836) telah menciptakan istilah idiologi pada tahun 1796. De Tracy memandang "Idiologi sebagai ilmu tentang pikiran manusia yang mampu menunjukkan arah yang benar menuju masa depan. Secara definisinya idiologi adalah pandangan dunia (Fazlu sangaji).
HMI menjadikan khitta perjuangan sebagai idiologi atau manjhas gerakan mereka dalam menghadapi realitas kehidupan karena dengan realitas kita akan mengetahui bagaimana kezholiman manusia. Realitas membuat keadaan menghadirkan oportunis di segala aspek kehidupan sehingga memunculkan hasrat yang berkepanjangan ,merujuk dari bukunya "Filsafat Materialisme Penulis Muttadha Dan Muttahhari". Hasrat adalah emas bagi manusia untuk mencapai mimpi mereka yang belum tercapai dalam artian bayangan penghubung (Imajinasi) keyakinan masalah hasrat akan berakhir dengan fanatik buta pada realitas kongkrit.
Maka Visi HMI "Islam" menjadi poin urgen bagi kader-kader HMI dalam membumikan ajaran dari nabi muhammad Saw yang di utus oleh Allah SWT sebagai pembenar dari kebohongan nenek moyang, takhayul dalam meluruskan manusia yang salah jalan. Ada satu buku yang pernah penulis baca " Islam Dan Teologi Pembebasan dengan tiga konsep, Iman, jihad dan tauhid (Asgar Ali enggineer) sebaliknya Tan malaka dengan bukunya Madilog meluruskan ummat manusia dari dogma keliru.
Dari hasil yang penulis baca Literatur-literatur yang ada bahwa pemikir islam maupun setengah islam menunjukkan kepeduliannya sebagai manusia. Maka HMI menjadi lokomotif bagi manusia modernitas yang sedang berada dalam kungkungan kapitalisme liberatif.
Tindakan kapitalisme momok (menakutkan) bagi masyarakat modernitas sekarang, mulai dari pendidikan,budaya, politik, gerakan, sudah di apit secara sistemik oleh kaum kapitalisme ,sehingga agak sulit bagi masyarakat non pendidikan dalam memahami ini semua. Dalam rangka untuk menindaklanjuti supaya tidak membuminya penindasan kapitalisme, Bungkarno pernah mengatakan sebuah bangsa maju bukan atas dasar propaganda tetapi berdasarkan penindasan-penindasan, merujuk dari pemikiran di atas akan menghadirkan delik yang berkepanjangan bagi masyarakat, Maka HMI harus hadir dengan visi islam yang modernitas dengan konsep-konsep syariat.
Karena Islam adalah roh kehidupan HMI sejak berdiri maka seharusnya kader himpunan mahasiswa islam harus mapan dalam nilai keislaman, HMI harus membawa konsep baru dalam berdakwa seperti yang di katakan oleh ibnu taimiya maupun ibnu kayim, bahwa kita harus mampu bergerak melampaui nilai-nilai konservatit jangan gampang terhegemoni oleh keadaan dan hasrat, HMI rasional bukan irrasional dalam artian HMI harus betul-betul menjadi kapal besar dalam menaungin manusia kontemporer.
Bungkarno seorang manusia sintesis (Nasionalis, islam, komunis),tapi jangan kita anggap dia tidak bisa islam ,malahan dia lebih mapan persoalan nilai islamnya karena dia bergurunya pada oemar said tjokroaminoto, Ahmad dahlan, Hasym as,ary. Menurut bungkarno islam agama yang "sederhana" Rasional dan mengandung gagasan progresif dan egaliter bungkarno juga tertarik pada aliran mu,tazilah karena menanamkan prinsip "Tauhid Dan Keadilan" Tapi harun nasution pernah mengatakan bahwa aliran mu,tazilah dalam memajukkan dunia islam dan mengejar ketertinggalannya dengan cara kembali pada etos pemikiran rasional,filosofis dan ilmiah.
Menurut dari buku ijtihad bahwa bungkarno mendalamin islam hasil dari kontemplasi panjang dia dalam penjara tepatnya di sukmiski surabaya sehingga dia betul-betul menghidmakan dirinya pada islam berangkat dari riwayatnya bungkarno sehingga penulis teringat dengan perkataan marx " Agama Candu" tempat untuk manusia lemah dalam senda gurauanya ketika mereka di apit oleh kegentingan yang mencekik dalam hal ini muhammad abduh seorang pemikir islam pembaharu yang ingin menintegrasika islam dan tuntutan zaman modern ( Rasional "Akal" ) sebaliknya menurut amin abdulah pemahaman terhadap mengenai alqur,an secara normatif tanpa melihat realitas plural akan menjadi stagnan, kita harus melihat pada aspek realitas dan sejarah islam harus di tela,ah secara mendalam dalam upaya tidak fragmentatif dan eksklusif.
Soekarno juga melihat bahwa banyak orang islam yang secara taqli buta dalam membawa islam dan mengustadkan dirinya sehingga banyak masyarakat yang terjerumus dalam doktrinisasi yang salah kaprah ,maka disini sukarno menempatkan akal sebagai instrumen dalam mengkaji lebih dalam mengenai islam sampai-sampai dia menunggu kedatangan hadis baru dasarnya soekarno, al-afghani, muhammad abdu, sekaligus mu,tazilah.
Muhammad arkoum juga pernah mengatakan kenapa islam di adu domba dan sehingga memunculkan kata radikal ,fundamental karena belum ada terobosan nilai islam sebenarnya di kanca dunia karena islam baru di kanca nasional, bungkarno mengatakan akal dan islam sama-sama menuju pada kebenaran.
Sukarno membandingkan pada abad ke 20 di eropa mereka semua masuk islam karena faktor ada orang mubaliq yang memiliki dakwah moder dan saistifik ,Sayid ameer ali mengatakan juga dalam "bukunnya spirit of islam" islam seperti karet dan inilah yang membuat islam cocok dengan kemajuan zaman
Nah , Kelemahan islam seperti yang di katakan oleh pemikir islam di atas HMI harus betul-betul reaktif dengan cepat upaya membentuk persatuan dalam mencapai islam rahmatanlilalamin.
Maka Kita ketahui secara bersama bahwa islam kokoh sampai sekarang karena banyak faktor yang membentenginya seperti halnya di teror islam pobia, radikal ,fundamental,tapi HMI ,Muhammadiyah, NU, Masyumi, PII, memiliki prinsip yang fundamental yaitu memajukkan islam seperti tujuan menciptkan adil dan makmur. Organisasi islam hadir karena ada cekatan dari arus zaman yang semakin membabi buta ,maka hadirnya ormas islam sebagai tempat pembelajaran nila-nilai Kemanusiaan,keislaman. HMI pun sebaliknya memiliki prinsip mendasar " Terbinanya Mahasiswa Islam Menjadi insan Ulil Albab yang turut bertangung jawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang di ridhoi Allah SWT"
HMI pun di asumsikan anak dari masyumi dalam khitta perjuangan bahwa HMI independensi dan juga bukan organisasi massa, Iya betul HMI pernah berdekatan dengan masyumi karena memiliki visi yang sama dari hal inilah yang membuat HMI akrab dengan masyumi pada saat sukirman menjadi ketua pertama Masyumi dia seorang pejuang yang pemberani sewalaupun pendidikanya di barat tetapi dia tetap konsisten pada penyebaran islamnya begitupun muhammad natsir seorang cendekiawan, ulama, politikus.
Bagi penulis kalaupun tidak ada ormas islam yang berdiri akan terjadi kegaduhan yang sangat menakutkan, Islampun sekarang udah banyak aliran apalagi tidak ada yang membentengin, Menurut azra bahwa para sarjana harus bertanggung jawab terjadinya dikotomi islam tradisional dan moderat "Mari Gelorakan Visi Islam Yang Unggul dengan memperkukuhkan niat dalam menyatuhkan visi kolektif" ( Anjas) ðŸ¤