Sabtu, 16 April 2022

Waktu Senggang Surplus Bagi Kapitalisme

Sabtu, 16 April 2020


                    Oleh : Anjas

"Tulisan Ini Muncul Karena Terinspirasi Dari Status Watsapp Teman-Teman Sehingga Penulis Berimajinasi Bahwa Waktu Senggang Itu Memiliki Keterkaitan Tentang Kehidupan Sebenarnya"

Pada dasarnya manusia memiliki hak untuk memilih jalan hidup entah itu negatif atau positif karena ini bagian dari kebebasan setiap individualitas dan kelompok dengan kebebasan tersebut mereka dengan leluasa menggunakan harta dan tahta sebagai ruang dalam berkontestasi youvoria karena waktu senggang adalah surplus bagi mereka yang terjebak pada aktivitas kerja setiap hari, dengan adanya waktu senggang mereka bebas untuk bereksplorasi dengan teman-temanya jalan-jalan di mall, epicentrum, indomart, alfarmat, dan koffe yang berelit. Waktu senggang peluang bagi mereka yang terjepit dengan keformalitasan dalam dunia kerja sehingga tidak ada kebebasan untuk menikmati kesegaran alam dan bumi ciptaan Allah Swt.

Kutip Dalam compas :  Aristoteles pernah berharap agar rakyatnya memiliki waktu senggang yang seluas-luasnya. Sebab, katanya, ”kerja menyita seluruh waktu dan dengan kerja, orang tidak memiliki waktu luang untuk republik dan teman-temannya”.

 Tapi bisakah hari ini terjadi? Menggunakan waktu senggang untuk bermeditasi, kontemplatif dan membicarakan tentang keadilan, kesehjahteraan dan bermimpi bagaimana menghentikan perputaran ekonomi kapitalisme dengan menggunakan dengan berbagai cara, bisa diselesaikan ketika ada instrumen sebagai pelengkap dalam perjuangan sebaliknya instrumen yang andal sebagai representatif udah menjadi hoax dan bulshit, negara hari ini telah menjadi alat untuk kapitalisme dalam mengakumulasi kepentingan kapital, dimana kesehjahteraan rakyat ketika terjadi kesenjangan mindset berpikir kekuasaan.

Dalam Buku revolusi Kapitalisme Peter L. Berger menjelaskan tentang otoriter dan totaliter sekarang posisi kekuasaan negara indonesia menganut dua sistem tersebut memberikan kebebasan untuk menyampaikan keresan mereka tapi diintervensi(Otoriter) sebaliknya mengutuk dengan keras lewat aturan yang delegitimasi sebagai alat komersialisasi mereka (Totaliter).

 Penulis ingin memberitahu teman-teman bahwa waktu senggang sengaja diadakan untuk kaum muslim dan masyarakat sipil karena pada waktu senggang adalah peluang besar kapitalisme dalam merancang strategis, taktik dalam mencapai mimpi mereka, Dalam waktu 1 dan 2 menit kapitalisme mampu untuk menciptakan keuntungan 20 porsen dari waktu yang telah kita buang-buang realitas pada pedagang china mereka menggunakan waktunya dengan sebaik-baik mungkin dan untuk 500 rupiah mereka tidak pernah sia-siakan karena mereka anggap itu surplus bagi mereka.

Apakah Masih mau berpikir untuk jalan-jalan ke Mall, epicenturum, indomart,Alfarmat, dan Coffe, manusia sebenarnya sudah masuk dalam perangkap ajaib kapitalisme dengan membuat segala bentuk sarana prasarana kehidupan bagi mereka agar manusia tidak lagi fokus untuk bekerja secara totalitas demi kemajuan mereka kendati bekerja tapi berada dalam pusaran kekuasaan kapitalisme dalam revolusi kapitalis bahwa segala tindakan yang mereka perbuat adalah kebenaran semata-semata pada dasar rumusnya adalah bekerja keras ketika manusia tidak mampu untuk menjawab rumus tersebut maka bersiap untuk didominasi secara totaliter kapitalisme, Berangkat dari atas bahwa mereka harus merebut semua waktu senggang dimiliki oleh setiap manusia dengan cara apapun karena hal ini bagian dari ijtihad atau usaha yang mereka lakukan upaya menghegemoni manusia healing.

Kata J Baudrillard dalam Masyarakat Konsumsi  ”waktu adalah nilai tukar itu sendiri.Penulis geli membaca perkataan seorang pemikir marxis dia juga ada bukunya Simulacra buku yang menggambarkan pada halaman 11,10 tentang konsumsi dan produsen, penulis setujua bahwa waktu nilai tukar upah baliknya adalah Mall adalah transaksi dilakukan kapitalisme. 

Masyarakat konsumtif adalah negara indonesia karena negara mengajarkan itu pada masyarakatnya makan langsung tanpa kemandirian dalam membuat supaya mendapatkan hasil maka jangan heran ketika negara memiliki hutang terliunan karena sebab pertamanya (Prima) konsumtif akankah masyarakat akan berpikir untuk healing tenangkan pikiran,hati ,jiwa dan jasad kalau pada saat waktu sebagai ketenangan kita ditukar oleh kekeliriuan.

Telah lahir kelas baru yang berhasil mengekspresikan waktu senggang dengan tekanan dan paksa, waktu senggang yang semulannya produktif menjadi konsumtif karena Mall, epicentrum pada dasarnya waktu yang kita geluti sekarang sama mahalnya seperti harga diri kita masing-masing penulis sering menekan teman-teman sehimpun bahwa kita harus disiplin waktu sama halnya kita menghargai diri kita sendiri, penulis juga tidak memaksa teman-teman karena ini bagian dari kebebasan kita masing-masing hanya penulis hanya mengingatkan bahwa waktu adalah emas yang mengendap tapi berjalan secara perlahan dan bagaimana manusia mengolahnya sebaik mungkin.

"Kekuasaan Dan Kehidupan Hukum Telah Diatur"

Andaikata hidup Memang berdiri  atas kehendak bebas dari individualitas mungkin tidak akan terjadi satu kebobrokan pada setiap elemen kehidupan karena pembacaan penulis lebih pada nilai kemerdekaan yang utuh tanpa cenderung pada setiap legitimasi hukum. Kendati Hukum menjadi Khitto dalam aturan hidup dia harus memberikan satu ruang dalam bereksplorasi tapi secara analitik bahwa hukum menjadi instrumen setiap sovereig power 

Hukum telah mengedepankan eksepsi etnis tidak lagi merakyat sehingga demokrasi darurat ini ungkapan seorang pemikir itali Agambe geirgio. Kalau katanya savign Bahwa hukum itu tidak memiliki eksistensi tapi dia berfungsi pada sosial. 

Substansi hukum sebenarnya menciptakan segala bentuk aturan tapi tidak berfungsi bagi mereka hanya berfungsi pada Zoe mahkluk yang hidup secara alamiah tidak memiliki kemewahan apalagi jabatan. Hukum telah disposisi pada hakikatnya dia memang benar-benar diatur oleh kaum kapitalisme dengan waktu Senggang karena ada jalur transaksi waktu sehingga hukum bagian dari alat produksi kapitalisme.

Politisasi Hukum kapitalisme menciptakan demokrasi darurat dalam pembacaan agambe bahwa demokrasi yang kita jalanin bersama adalah representatif totalitarianisme atau Totaliter tapi gerakannya penuh dengan antisipatif supaya tidak terkedok kejahatannya. 

Kita mencontohi kasus yang lagi panas-panasnya sekarang yaitu Virus corona dengan memiliki rentetan dibawahnya yang kita kenali bersama PCR maka penulis akan mencoba mengintegrasikan posisi sovereig power totalitarian, Politisasi waktu adalah bagian dari aturan hukum yang telah desing kapitalisme masyarakat agar mereka lebih banyak mendapatkan keuntungan, Hukum dibuat untuk meringankan jalan kaum borjuasi dan hukum haram bagi masyarakat awam yang telah hilang arah.

Sovereig power adalah kekuasaan berdaulat atau kekuatan tertinggi menurut buku homo sacer bahwa kekuatan tertinggi adalah menciptakan hukum merakyat. Tapi sekarang berdasarkan atas kajian radikal setiap pemikir bahwa hukum telah menjadi pioner para koruptor sehingga kehidupan telanjang. Akankah hidup masyarakat terus ditelanjangin tanpa ada penghalang sebagai penutupnya maksudnya pahlawan sebagai pembela dari tangan dan pikiran kotor kekuasaan.

Penutup dari penulis bahwa hargailah waktu senggang karena ini bagian dari penghargaan tuhan untuk kita semua.

DITETAPKAN MENJADI KETUA HMI KORKOM LAFRAN PANE, M. IDHAR AJAK KOMISARIAT BANGUN SEMANGAT KOLEKTIF PERJUANGAN.

  Mataram- M. Idhar Resmi Ditetapkan Menjadi Formatur Ketua Umum Kordinator Komisariat ( KORKOM ) Lafran Pane pada kamis ( 6/01/...