Rabu, 09 Maret 2022

HMI DALAM PENGEMBANGAN MODERASI SOSIAL INTELEKTUAL ISLAM UNTUK UMMAT

Oleh : Tata Sapriadin
(Ketua Umum HMI Komisariat hijau hitam) 

Himpunan Mahasiswa Islam merupakan Organisasi Mahasiswa tertua di idonesia, dalam perkembangannya hmi menjadi salah satu oraganisasi yang memiliki tujuan pengembangan Sosial Masyarakat dengan tujuan HMI yaitu Terbinanya mahasiswa islam menjadi insan ulil albab dan turut bertanggung jawab mewujudkan tatanan masyarakat yang di ridhoi olleh Allah SWT. Tujuan ini adalah pondasi awal untuk hmi dalam bergerak  mengembangkan Ummat. HMI sebagai Organisasi perkaderan dan perjuangan menjadi tidak asing lagi bagi kader HMI dalam mengembang sosial masyarakat. Dalam khitah perjuangan Bab 3 Usaha HMI pengembangan individu masyarakat.

Lafran Pane sebagai pendiri HMI bukan saja mendirikan tanpa landasanq. Landasan Kemerdekaan dan kondisi. Islam dalam pandangan Lafran Pane meiliki pandangan bahwa Islam sbagai Agama yang mayoritas di peluk sebagai masyarakat Indonesia hanya bisa di tegakkan jika masyarakat Indonesia merdeka. Lafran Pane melihat setelah kemerdekaan Indonesia Generasi muda Islam khususnya Mahasiswa sudah kehilangan kebanggaan  menjadi seorang muslim, karena merekapun beranggapan agama islam identik dengan kebodohan dan kemiskinan. Dalam kondisi seperti ini setelah kemerdekaan Lafran Pane memikirkan kemerdekaan sejati belum dirasakan Lafran Pane karena memang belum stabilnya Penjajahan termasuk belanda yang masih berada di wilayah Indonesia. Dengan landasan ini pula menjadi giroh semangat kader HMI dalam mengembangkan masyarakat Islam sebagai perwujudan tujuan HMI itu sendiri.

Dalam Kongres Muslim Indonesia (KMI) 20-25 Desember 1949 di Yogyakarta yang dihadiri 185 organisasi alim ulama dan Intelegensial seluruh Indonesia. Dalam tulisan Lafran Pane dalam tulisannya membagi masyarakat islam dalam 4 Kelompok, pertama golongan awan yaitu mereka yang mengamalkan ajaran Islam itu sebagai kewajiban yang diadatkan seperti upacara kawin, mati, dan selamatan. Kedua, golongan alim ulama da pengikut-pegikutnya yang ingin agama Islam dipraktekkan sesuai deangan yang dilakukan sesuai dengan yang dilakukan Nabi Muhammad S.A.W. Ketiga golongan alim ulama dan pengikutnya yang terpengaruh oleh mistik, artinya hanya memikirkan akhirat saja. Sedangkan golongan keempat adalah golongan kecil yang menyesuaikan dengan keadaan zaman, selaras dengan wujud dan hakikat agama Islam. Mereka yang berusaha, supaya agama itu dapat dipraktekkan dalam Masyarakat Indonesia sekarang ini. Poin keemppat ini menjadi gerakan kita sebagai regenerasi islam untuk pengembangan masyarakat islam yang Rahmatan Lil’alamin.

Pengembangan sosial masyrakat tidak akan terwujud apabila setia kader hmi tidak mampu menjawab dinamika serta tantangan sosial yang di hadir dalam msyarakat. Masyarakat Baldatun Thaibatun Warabbun Ghafur. Formulasi ini akan hadir dan bisa terwujud apabila pengembangan di mulai dari pengembangan individu yaitu kader hmi. Karakteristik Isan uli Albab yang kita biasa kenal yaitu Insan berfikir dan berdzikir dengan Salah satu standar Insan Mujaddin (Pembaharu) yang meliki tansiran kader HMI memiliki kemampuan dalam melakukan pembaharuan di lingkungan sekitarnya.

Islam adalah hati nurani setelah dengan sungguh sungguh mempertimbangkan pendapat pendapat, cita cita orang lain dan kelompok sosial di sekelilingnya (Ahmad Wahib, Pemikir dan Pmabaru Isalam Inonesia). Dalam proses terjuan di ranah masyarak sosial kader HMI juga harus menyadari serta menyaring pendapat dengan orang lain dan kelompok sosia, kemdian melakukan analisis sosia dengan gejala, permasalaha, serta, segala bentuk dinamika sosial yang hadir dalam ruang lingkup sosialnya. Menjadi tanggung jawab moral serta` control sosial sebagai mahasiswa dan kader HMI.

Dalam perkembangan peradaban Islam seperti kerajaan Turki Usmani yang dipimpin oleh Muhammad Al-fatih di umurnya 25 tahun mampu menjadi Pemimpin muda yang menaklukkan konstantinopel. Sejarah intektual muda dalam pengembangan sejarah peradaban Islam dan HMI dengan sosok pendiri Lafran Pane di Usianya 21 tahun mampu mendirikan Organisasi yang benar benar memahasi kondisi mahasiwa dan juga kadaan masyarakatnyapun yang belum benar benar menanamkan nilai nilai islam.

Inteltual islam dalam proses pembangunan Moderasi islam harus mempunyai landasan dasar sehingga mebuat konsep. Sekarang semua elemen masyarakat mulai masuk ke jaman moderasi, mulai dari bidang sosial, pendidikan, ekonomi, dan pilitik. Penggunaan media modern ini yang paling ditakuti yaitu mulai agak redupnya esensi nilai islam itu sendiri dan yang paling dikhawwatirkan moderasi barat dengan arus Globalisasi westernisasi mulai meluap sehingga nilai esensi islam akan diredupkan a dan bahkan bisa hilang.

Generasi intelektual islam untuk melawan mpderasi sekarang dengan konsep moderasi tana menghilangkan nilai esensi ajaran islam. Semua intrumen Ummat muali dari skala kecil lingkup Pedesaan sampai skala yang lebih besar lagi. Dengan begitu dasar pondasi awal didikan masyarakat dengan pola kebudayaan sudah mulaikitarancang dan desain sedemikian. Penggunaan rancangan ini menjadi gerakan dakwah kita sebagai re generasi islam Modern agar tidak terlalu terkikis oleh keadaan Zaman yang mulai redup disusupi oleh Barat. 

Dengan asas Islam yang ad di Himpunan Mahasiswa Islam sebagai Insan Ulil Albab harus benar benar mampu menelaah Al-Quran dan hadis. Pembentukan Moderasi sosial Intektual Islam meliputi beberapa Aspek anatara lain ; Budaya, teknologi, Intrumen Keagamaan, Generasi (SDM) , Modern, dan wadah dakwah. Dengan ini semua dan jiwa Visioner generasi Intektual Islam mampu membentuk Masyarakat dengan tatanan Moderasi Islam yang dirihoi oleh Allah SWT.

Merubah suatu budaya sebenara tidaklah muda, tapi bukan itu tujuan kita. Dalam melawan hal seperti hasruslah dngan cara cerdas dan Sebagai intektual islam harus juga bisa memahami budaya mana yang baik dan buruk. Memfilter dan mengakaji terlebih dahulu siklus pola kehidupan sosial masyarak mulai dari siklus kehidupan masyarakat dalam kesehariannya. Analisis inipun dapat dilihat dan dipantau pola kehipan sosial masyarakat setempat. Perilaku budaya sosial sering berkesinambungan antara pola budaya sosial keseharian antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Pendekatan ini menjadi cara melawan budaya dan menyusupi budaya islam sehingga tiap elemen dan didikan budaya untuk membangun konsep budaya islam lewat literasi budaya islam, pemetaan konsep pengembangan budaya islam, serta siklus keseharian masyarakat yang bisa didesain dengan cara pengalihan. Contohnya masyarakat anti Al Quran bisa mencintai dan melestarikan membaca, kajian dengan waktu tertentu dengan kegiatan tersistematis, gerakan dakwah kalangan anak anak dan remaja dengan pola mulai dari siklus keseharian orang tua sehingga nanti bisa daya perhatian dan perhatian khusus bagi kangan muda.   

Teknologi dimasifkan dalam media penyaluran segala aktivitas dengan didikan zaman, walaupun lingkup skala wulayah terpencil tidak dipunkiri untuk penggunaan teknlogi. Daya tarik terhadap hal baru dengan sebuat kecanggihan buatan membuat partisipan masyarakat seetiap kalangan menjadi sesuatu yang dinantikan. Dengan masyarakat mehami informasi dan setiap info bersifat religius dapat diakses dengan mudah. Moderasi ini juga dapat dipahami sebagai edukasi modern akan tetapi berdampak hanya skala individu. Jika pengembangan ini menyeluruh dan mencakup kelompok besar juga tidak luput untuk kualitas kedepannya patut diperhitungkan sebagai ladang dakwah bagi inteletual Islam sehingga sebagai media dakwah modern.

Sebenarnya banyak yang tidak menyadari instrumen keagamaan didalam sebuat wadah untuk pengembangan moderasi sosial islam. Mulai dari mesjid, wadah literasi perpustakaan kecil, tempat kegiatan keagamaan, TPQ, rumah pemuka Agama, dll. Ini menjadi wadah yang menjadi instrumen dasar dan Umum dikalangan Sosial saya rasa hampir setiap desa aupun kelurahan memilikinya. Wadah ini tidak akan adanya pengembangan dan kemajuan tanpa adanya Intektual Islam dengan gerakan revolusionernya dalam mengelola dan mengembangkannya. Pengembangan ini dimuali dengan gerakan membangun relasi dan komunikasi baik dengan Tokoh masyarakat dan pengelola wadah. Kemudian dilakukan pengembangan SDM dengan cara memegang beberapa pemuda sebagai Pelopor sebagai penggerak sehingga setiap kalagan anak anak, pemuda, maupun orang tua memiliki partisipan yang besar. Kemudian perhatikan manajemen watu dan desain kegiatan yang tidak monoton hanya kegiatan yang statis atinya fleksibel harus ada perubahan yang dibuat. Dengan cara itu semua intrumen pengembangan islam dapat terwujud dan masif.

Setiap tahun angka kelahiran bertambah populasi pula meningkat. Sumber daya manusia ujung tombak suatu kemajuan wilayah. Para generasi hebat ini memiliki jenjang pendidikan yang tinggi dan terstruktur. Kalau kita lihat tiap wilayah memiliki SDM tiap tahunnya kalau memilihat secara indikator dari jenjang pendidikan tinggi. 

Harapan terbesar untuk HMI Pengembangan Moderasi Sosial Intelektual Islam untuk Ummat ini kader dan regenerasi mampu mengaktualisasikan konsep serta gagasannya ideal untuk mendukung kemajuan. Individual dan masyarakat menyadari dan berpartisipasi aktif memamjukan daerah masing-masing. Dengan semua inntrumen di gerakkan Isya Allah Harapan terbesar masyarakat, pemuda, tokoh masyarakat, pemerintah, dan seluruh elemen dapat menjalankan dengan maksimal sehingga terwujudnya tatanan masyarakat yang dirihoi oleh Allah SWT

DITETAPKAN MENJADI KETUA HMI KORKOM LAFRAN PANE, M. IDHAR AJAK KOMISARIAT BANGUN SEMANGAT KOLEKTIF PERJUANGAN.

  Mataram- M. Idhar Resmi Ditetapkan Menjadi Formatur Ketua Umum Kordinator Komisariat ( KORKOM ) Lafran Pane pada kamis ( 6/01/...