Selasa, 29 Maret 2022

Peran mahasiswa, terhadap pentingnya pembentukan pendidikan karakter masyarakat berkemajuan.





Oleh : M. Rohid

Mahasiswa merupakan salah satu pilar utama dan ujung tombak bagi kemajuan negara serta bangsa. Mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting di segala lini terutama di masyarakat desa. Salah satu perannya adalah sebagai Agen "Of Change." Mahasiswa sebagai "Agen Perubahan" yang memiliki peran yang sangat sentral di masyarakat, termasuk pada masyarakat pedesaan.

Peran mahasiswa seperti ini bisa kita lihat di beberapa kegiatan kemasyarakatan desa, lebih-lebih mereka memberikan contoh kepada anak-anak pedesaan tentang bagaimana bersikap dengan baik kepada orang yang lebih tua, kemudian sering memberikan pemahaman-pemahaman baru tentang bagaimana mengedepankan nilai-nilai Attitude di masyarakat. 

Peran mahasiswa bisa mulai kita lakukan berupa keikutsertaan atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan di lingkungan masyarakat, seperti halnya memberikan contoh kerja nyata dalam upaya mengedukasi kepada masyarakat yang ada di desa tersebut agar masyarakat menumbuhkan situasi kesadaran akan pentingnya sifat bergotong-royong (Bersih). Kegiatan-kegiatan positif yang mengandung filosofi kebersamaan dan kekeluargaan perlu kita jaga dan tetap dilestarikan.

Pembentukan karakter di setiap manusia bisa dilakukan melalui beberapa cara, misalkan melalui pendidikan karakter anak usia dini. Pendidikan anak usia dini sangat penting untuk diperhatikan dan diterapkan untuk menjadi penerus masa depan anak-anak Indonesia khususnya di pedesaan yang memang kurang diperhatikan pendidikannya oleh pemerintah. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan Nasional. Pasal 1 UUD Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi "Peserta Didik" untuk memiliki Pengetahuan, Wawasan Intelektual, Kepribadian dan Akhlaq Mulia.

Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga kepribadian atau karakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi perkerti plus, yaitu pendidikan yang melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Menurut Thomas Lickoma, tanpa ketiga aspek ini maka pendidikan karakter tidak akan adaptif.

Peran mahasiswa dalam pembentukan karakter anak harus mampu memahami dan mengaplikasikan pendidikan karakter dengan baik dikehidupan kesehariannya. Bukan hanya fisik yang dilatih dan diperbaiki, akan tetapi karakter yang baik harus dibiasakan dan diperbaiki. Dengan ilmu yang dimiliki serta karakter baik yang melindunginya, maka akan berdampak baik pada diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Mempunyai karakter yang baik, jujurr, adil, dan bertanggung jawab merupakan hal mutlak yang harus dimiliki semua orang. Hal ini harus mulai diterapkan pada anak-anak. Mahasiswa harus mampu menjadi contoh yang baik agar dapat membawa "Agen Of Change" Negara ini menjadi lebih baik lagi.

Kamis, 17 Maret 2022

Reposisi HMI Perspektif Budaya Dan Gerakan.





"Hasil Diskusi Online Hijau Hitam"

Dalam menjalankan roda organisasi menjadi kewajiban yang harus kader HMI  tekuni dalam menegakan kebenaran di balik hegemoni pemerintah dan modernitas sekarang. Organisasi adalah epicentrum ilmu pengetahuan yang mengajarkan seluruh mahasiswa dan pemuda yang menyadari akan esensinya sebagai mahasiswa sekaligus menjawab probleman sekarang.

Dan Khitta perjuangan sebagai manhaj gerakan HMI dalam berdakwa upaya menciptakan masyarakat yang di ridhoi oleh Allah swt, Mungkin kita anggap bahwa ini hanyalah polesan idiologis tapi jelas khitta memiliki visi dan misi besar tinggal bagaimana kader Himpunan sadar akan problem tersebut dan menjadikan khitta sebagai nilai dalam berdakwah

Maka Budaya literasi harus di rintis kembali  pada tubuh HMI untuk menjawab  problema zaman, karena pada prinsipnya menjawab sebuah masalah jelas di tuntut menghasilkan solusi, lalu apa solusinya ? ketika Kader HMI tidak memiliki kecakapan dalam semua bidang ( Kapabilitas) maka apa yang di jawab pada problema zaman lebih khususnya pada sosial akar rumput.

Berangkat dari perkataan pemikir indonesia mengenai budaya dia membagi bahwa  terbagi 2  poin : 1. wujud : meliputi aturan, hukum, budaya, tata tertib, norma norma. Artinya Budaya dan hukum HMI sudah di atur dalam kontitusi dan khitah perjuangan 2. tingkah laku: adalah Polah hidup kader himpunan harus bisa menerapkan nilai-nilai humanis agar masyarakat indonesia menyadari bahwa pentingnya mengedepankan cara hidup yang berprikemanusiaan. Dan 3 yaitu benda yang meliputi karya seni, dalam hal ini kader HMI harus membuat karya seperti minimal opini atau buku dan karya lainnya. 

Nilai-nilai di atas akan teraktual dengan sendiri ketika HMI sadar akan tujuan sebenarnya misalkan dalam tujuanya : Terbinanya Mahasiswa islam Menjadi insan ulil Albab Yang Turut Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Tatanan Masyarakat Yang Di Ridhoi Oleh Allah Swt, Ini visi HMI dalam menyadarkan supaya mereka terus membangun ruang-ruang Ilmiah. Apakah ruang ilmiah masih ada sekarang ? kalau realitas menjawab bahwa nilai tersebut sedikit demi sedikit tereduksi oleh Zaman,apa solucio problemnya selain menyadarkan dengan berliterasi.

Maka Kita melihat budaya HMI dulu terus menghidupkan namanya kontruksi budaya literasi upaya membangun kesadaran diri, sosial lebih-lebih pada negara. Karena membicarakan negara harus memiliki konsepsi besar hal itu di dapat dari mana selain dari kebiasaan ( Habits) Kader Himpunan mengasah kemampuan.

Karena yang perlu kita perhatikan pada roda organisasi adalah menciptakan manusia yang berkualitas mutaqin pada Allah swt Dan HMI menjadi pioner dalam menciptakan manusia mutaqin  Dan HMI harus flesbek kembali pada historis global seperti halnya peradaban islam dan benturan idiologi, dalam polemik ini menjadi intisari sebagai corong HMI dalam merefleksi nilai-nilai perjuangan HMI juga  ( Ketua Umum Komisariat Hijau :Tatan Sapriadin)

Kalau Kata Pemateri Kanda Firdaus Al-ayubin :  Mahasiswa jangan jadi bebek yang hanya bisa ikut tuanya tanpa bisa membangun kemandirian untuk menjawab masalah zaman , Untuk terhindar dari analogi tersebut  jawabannya adalah BerHMI adalah pilihan Yang tepat. Karena sekarang adalah era teknologi yang canggih dan HMI memiliki ruang tersebut karena mereka sering diskursus dan praktek tentang teknologi.

Maka Dalam Firman Allah swt : pada surah Al -imran :191 tentang tafsiran berfikir (Tatfakkaru) dan berdzikir dalam artian kader HMI harus .  Maka HMI tidak menciptakan mahasiswa hedonisme ,apatis, Diam melihat penindasan. HMI juga tidak mengajarkan berdakwah dengan fisik saja tapi inheren pada pikiran ( Akal) berdasarkan surah di atas. Merujuk pada misi negara indonesia mencerdaskan Kehidupan bangsa HMI memiliki korelasi jelas dengan misi negara juga. Hal ini akan bisa di lakukan ketika kader HMI memiliki kapabilitas utuh.

Secara pandangan sosial HMI juga udah masuk dalam koridor hedonis ,mengkritik kapitalis tapi sistem kapitalis yang di pakai, Bagaimana ceritanya kalau polanya seperti ini jawabannya tetap kembali pada literasi untuk mengembangan kemampuan sekaligus menghilangkan asumsi primodial sosial.

Harapan terbesar kader HMI harus mampu kembali pada posisi budaya intelektual dan gerakan gerakan yang masif sehingga menjadi taring HMI dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang diridhoi oleh Allah SWT. 

Penulis juga ingin mengatakan bahwa HMI harus memiliki Etos Perjuangan dalam menciptakan masyarakat jangan bicara penciptaan kalau apatis melihat problem sekarang, usahakan etos menjadi sentral pada tubuh HMI (YakinUsaha Sampai)

Minggu, 13 Maret 2022

Kami Bukan Mahasiswa (Antara Realitas dan Etis)


Oleh : Tata Sapriadin
Ketua Umum HMI Komisariat Hijau hitam

Kami sadar kami bukan mahasiswa yang di pandang baik, kami sadar bukan orang yang pintar, kamipun sadar setiap manusia tidak selalu benar akan sebuah tindakannya. 

Tapi kami sadar ada ribuan mahasiswa lain yang masih membutuhkan kami, ada sungai air mata orang tua yang menginginkan pendidikan untuk anaknya, ada puluhan, ratusan dan bahkan ribuan mahasiswa yang cuti dan berhenti kuliah karena masalah ekonomi, ada ribuan siswa siswi generasi bangsa yang iri melihat temannya kuliah untuk menempuh pendidikan yang tinggi.

Kami sadar ada orang tua yang bangga melihat anaknya wisuda dan memakai toga dengan hasil pendidikannya, kami sadar akan lahir generasi bangsa yang hebat dalam pendidikannya, kami sadar dan paham setiap manusia menginginkan pendidikan dalam kehidupannya. 

Maka dari itu kami hadir, Hadir selalu hadir dan tetap hadir walaupun masalah, Ancaman dan konsekuensi besar Hadir pada diri pribadi kami, untuk membantu dan meringankan beban saudara kita di luar sana. 

Ratusan juta orang di dunia ini mereka miskin, mereka kurus, kelaparan, tidak bisa melanjutkan hidup, tidak bersosial, kekurangan dalam segi apapun. Semuanya bukan karena mereka tidak mampu menyelesaikan itu dengan baik. Tetapi tidak lain mereka dibunuh karena mereka tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak selayaknya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kami bukan petarung hebat yang menampakkan muka kami di depan umum. Kami bukan penyedia jasa pembelaan. Kami ikhlas membawa dan membangun generasi muda bangsa Indonesia. 

Demokrasi lahir karena menawarkan pendidikan untuk rakyatnya. Kami tidak sama sekali mengambil keuntungan untuk hal yang membuat kami capek mengeluarkan tenaga, pikiran dan material.

MIRIS MELIHAT WAJAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kamis, 10 Maret 2022

Membangun Bumi Yang Layak Di Huni





                       Oleh : Anjas

Pada dasarnya bumi di ciptakan oleh Allah swt, hadiah bagi manusia yang menempatinya karena bumi menjadi cerminan bagi manusia dalam mencari kejatidiriannya demi terwujudnya  cita insan ulil albab dan insan kamil, hal ini menjadi konsekuensi logis dalam hidup. Allah swt menciptakan manusia dengan bentuk  sebaik-baik mungkin dengan instrumen (Alat) dan hati sebagai tongkat dalam mencapai cita illahi.

Bumi di bangun sebagai tempat persinggahan bagi manusia dalam mencari kehidupan sebenarnya upaya mendapatkan ridhonya Allah swt, Persinggahan ? maksudnya adalah tempat untuk mencari nafkah, membantu antara sesama ummat manusia lebih-lebih bersujud padanya, karena bumi bukan hanya sekedar sebagai tempat senda gurauan yang tidak memiliki makna, maka dari pemberian Allah swt akal dan hati untuk mencari kebenaran dari persepsi dan spekulatif setiap subjektif.

Islam mengajarkan kepada manusia bahwa menyembah tuhan adalah hal yang wajib dan sunah, namun penyembahan ini bukan di jadikan sebagai kepasrahan dan kepasifan dalam hidup "Dalam bukunya Asgar Ali Engginer (Islam Teologi Pembebasan)" makna dari perkataan filsuf kontemporer tersebut adalah bahwa Allah swt tidak membiarkan manusia, Tunduk, Taat dan patut, tapi dia memberikan kebebasan utuh dalam berikhtiar (Usaha) mendapatkan cita-citanya.

Dalam pandangan (Sosial) bahwa bumi adalah tempat mencari kebutuhan bagi manusia, tapi bumi ini akan menyalahi aturan illahi ketika tidak ada orang yang memimpinya bukankah dalam Al-Qur,an di jelaskan "وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً :30. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Merujuk apa yang di katakan dalam surah (Al imran: 30) bahwa manusia di berikan oleh Allah swt untuk memegang, mengawas dan menyelesaikan setiap visi misi dan masalah di dunia. Manusia adalah khalifah filardi (Pemimpin untuk bumi) bukan penghancur, Penjilat,korupsi ,seksualitas sana sini hal itu menunjukkan bahwa kita telah menistakan Agaman Allah swt.

Dan manusia telah menyalahi aturan Allah swt,  pada hakikatnya manusia adalah makhluk misterius (Carrel : Humanisme islam dan Mazhab Barat "Ali syari'ati), tapi Allah swt sungguh maha besar dia mengampunin setiap kesalahan manusia karena hanya dialah yang mengetahui hasil dari ciptaannya. 

Karena Masyarakat Yang Baik Mesti Di pimpin oleh filosof yang memerintah dengan prinsip-prinsip rasional, Dari prinsip-prinsip rasional dia mampu mendeskripsikanya dengan jelas agar masyarakat awam paham *Republik Plato* ( Sejarah Tuhan : Karen amstrong) Hasil prediksi dan konektivitas Al-farabi menjawab : Nabi Muhammad Saw,, Dia melihat bagaimana masyarakat dulu berada pada ruang hegemoni kultur nenek moyang maka muhammad hadir dalam mendekontruksi itu semua. Upaya membangun masyarakat di ridhoi oleh allah swt.

Nabi muhammad saw menurut asgar ali engginer adalah seorang pembebas dari perbudakan mistis, dan penindasan terhadap seorang feminim karakter seorang Muhammad sosok pemimpin yang meneladani seluruh ummat ummat manusia karena orientasi "The greet Heppenes ,The Greet Namber ( Kebahagiaan Yang Di Sebut Adil Ketika Di Rasakan Semua Mayoritas). Penulis ingin mengungkapkan secara historis bagaimana menjadi seorang manusia sekaligus pemimpin untuk negara.

Membangun negara suatu hal yang mudah ketika seorang publik figur memahami secara struktural fungsinya, baik pada aspek ekonomi, pendidikan, politik, budaya lebih-lebih agama ( Religius) ketika seorang pemimpin memiliki konsepsi ini maka harapan dari bumi akan tercapai dan perlu juga di pelajari bagi masyarakat bahwa seorang pemimpin tidak bisa secara utuh dalam melaksanakan setiap misi maka perlu  formulasi tenaga upaya untuk mempermudah pekerjaanya.

Tapi itu semua hanyalah ekspektasi manusia (Masyarakat), dalam membangun bumi indonesia ketika pemerintah lebih mementingkan kultur kepentingan dan terus menerus membangun relasi dengan kaum asing mengharap lebih investasi asing untuk membangun bumi ( Kepentingan), Akankah manusia bisa merasakan ketenangan dan kedamaian ketika sikap yang memimpin bumi memiliki cara pandang pragmatis.

Penulis memahami bahwa membangun bumi yang di maksud adalah sikap dasar yang melekat dalam jiwa dan jasad seorang pemimpin yang harus di hidupkan. Kontruksi Etik harus juga di utamakan oleh pemimpin dan cara berpikir, kalau hal ini sudah di laksanakan maka cara pandang untuk membangun bumi adalah nyata.

Tapi kok judul di atas menggelitik ? Seakan bumi berada pada poros keambiguan dan tidak memiliki eksistensi untuk di tempati bagi manusia. Yah, Ternyata ada sesuatu yang bergentayangan di bumi sehingga muncul judul-judul yang membuat para pembaca geli melihatnya. Bumi yang pantas untuk di huni memiliki ciri-ciri yang jelas antara lain : 

1. Kebutuhan airnya berjalan dengan lancar untuk menunjang perkembangan pertanian demi ketahanan pangan

2. Ekonomi tidak mengalami degradasi sewalaupun banyak tantangan

3. Kultur politik masih konsisten pada nilai kesejahteraanya.

4. Kehidupan antara pemimpin dan rakyatnya berjalan aman dan damai

5. Pendidikan terus mengembangkan dan dan mencetak generasi-generasi unggul

Dalam UUD 1945 Pasal 33 , "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat".  

Secara simbolik aturanya sudah sah tapi secara fakta aturannya terus bermain di atas kepentingan, pada dasarnya setiap subjek sosial memiliki paradigmatic masing-masing dalam menemukkan nilai-nilai (Value) yang di bangun oleh pemerintah, Ternyata pemerintah menjadikan bumi sebagai ajang untuk akumulasi anggaran,jabatan dan cari muka, maka jastifikasi yang terus sosial hadirkan adalah bumi ini tidak layak di huni karena dengan realitas terjadi bahwa pemerintah semakin lama menjadi-jadi.

Bumi mana yang harus kita tempati ? Pada hal bumi yang harus di tempati terkualifikasi dalam ciri-ciri 5 poin di atas, tidak ada sama sekali 5 poin di atas yang teridentifikasi dengan fakta sekarang. Pemerintah menjadikan bumi tempat bersenda gurauan dan membunuh antara satu sama lain Terlalu lama pemerintah bermain rekayasa di bumi suci Allah swt. 

Pada dasarnya manusia  menurut teori tentang biopolitik (michel Foucault) yang di dalamnya kehidupan manusia menjadi target kekuasaan organisasional negara meskipun agamben pun berpendapat bahwa ada ikatan tersembunyi  antara kekuasaan tertinggi dan biopolitik  yang di bentuk dengan pijakan kekuasaan tertinggi negara, manusia antara manusia menjadi incaran dalam melanggengkan kekuasaanya sebaliknya juga engels mengatakan bahwa demi untuk mempertahankan kekuasaan ekonomi harus di kejar sebaliknya ilmu pengetahuan di tinggalkan, kalau cara pandang pemerintah cenderung kesini maka yang akan terjadi bumi ini akan mengalami kehancuran oleh tangan manusia sendiri.

Rabu, 09 Maret 2022

HMI DALAM PENGEMBANGAN MODERASI SOSIAL INTELEKTUAL ISLAM UNTUK UMMAT

Oleh : Tata Sapriadin
(Ketua Umum HMI Komisariat hijau hitam) 

Himpunan Mahasiswa Islam merupakan Organisasi Mahasiswa tertua di idonesia, dalam perkembangannya hmi menjadi salah satu oraganisasi yang memiliki tujuan pengembangan Sosial Masyarakat dengan tujuan HMI yaitu Terbinanya mahasiswa islam menjadi insan ulil albab dan turut bertanggung jawab mewujudkan tatanan masyarakat yang di ridhoi olleh Allah SWT. Tujuan ini adalah pondasi awal untuk hmi dalam bergerak  mengembangkan Ummat. HMI sebagai Organisasi perkaderan dan perjuangan menjadi tidak asing lagi bagi kader HMI dalam mengembang sosial masyarakat. Dalam khitah perjuangan Bab 3 Usaha HMI pengembangan individu masyarakat.

Lafran Pane sebagai pendiri HMI bukan saja mendirikan tanpa landasanq. Landasan Kemerdekaan dan kondisi. Islam dalam pandangan Lafran Pane meiliki pandangan bahwa Islam sbagai Agama yang mayoritas di peluk sebagai masyarakat Indonesia hanya bisa di tegakkan jika masyarakat Indonesia merdeka. Lafran Pane melihat setelah kemerdekaan Indonesia Generasi muda Islam khususnya Mahasiswa sudah kehilangan kebanggaan  menjadi seorang muslim, karena merekapun beranggapan agama islam identik dengan kebodohan dan kemiskinan. Dalam kondisi seperti ini setelah kemerdekaan Lafran Pane memikirkan kemerdekaan sejati belum dirasakan Lafran Pane karena memang belum stabilnya Penjajahan termasuk belanda yang masih berada di wilayah Indonesia. Dengan landasan ini pula menjadi giroh semangat kader HMI dalam mengembangkan masyarakat Islam sebagai perwujudan tujuan HMI itu sendiri.

Dalam Kongres Muslim Indonesia (KMI) 20-25 Desember 1949 di Yogyakarta yang dihadiri 185 organisasi alim ulama dan Intelegensial seluruh Indonesia. Dalam tulisan Lafran Pane dalam tulisannya membagi masyarakat islam dalam 4 Kelompok, pertama golongan awan yaitu mereka yang mengamalkan ajaran Islam itu sebagai kewajiban yang diadatkan seperti upacara kawin, mati, dan selamatan. Kedua, golongan alim ulama da pengikut-pegikutnya yang ingin agama Islam dipraktekkan sesuai deangan yang dilakukan sesuai dengan yang dilakukan Nabi Muhammad S.A.W. Ketiga golongan alim ulama dan pengikutnya yang terpengaruh oleh mistik, artinya hanya memikirkan akhirat saja. Sedangkan golongan keempat adalah golongan kecil yang menyesuaikan dengan keadaan zaman, selaras dengan wujud dan hakikat agama Islam. Mereka yang berusaha, supaya agama itu dapat dipraktekkan dalam Masyarakat Indonesia sekarang ini. Poin keemppat ini menjadi gerakan kita sebagai regenerasi islam untuk pengembangan masyarakat islam yang Rahmatan Lil’alamin.

Pengembangan sosial masyrakat tidak akan terwujud apabila setia kader hmi tidak mampu menjawab dinamika serta tantangan sosial yang di hadir dalam msyarakat. Masyarakat Baldatun Thaibatun Warabbun Ghafur. Formulasi ini akan hadir dan bisa terwujud apabila pengembangan di mulai dari pengembangan individu yaitu kader hmi. Karakteristik Isan uli Albab yang kita biasa kenal yaitu Insan berfikir dan berdzikir dengan Salah satu standar Insan Mujaddin (Pembaharu) yang meliki tansiran kader HMI memiliki kemampuan dalam melakukan pembaharuan di lingkungan sekitarnya.

Islam adalah hati nurani setelah dengan sungguh sungguh mempertimbangkan pendapat pendapat, cita cita orang lain dan kelompok sosial di sekelilingnya (Ahmad Wahib, Pemikir dan Pmabaru Isalam Inonesia). Dalam proses terjuan di ranah masyarak sosial kader HMI juga harus menyadari serta menyaring pendapat dengan orang lain dan kelompok sosia, kemdian melakukan analisis sosia dengan gejala, permasalaha, serta, segala bentuk dinamika sosial yang hadir dalam ruang lingkup sosialnya. Menjadi tanggung jawab moral serta` control sosial sebagai mahasiswa dan kader HMI.

Dalam perkembangan peradaban Islam seperti kerajaan Turki Usmani yang dipimpin oleh Muhammad Al-fatih di umurnya 25 tahun mampu menjadi Pemimpin muda yang menaklukkan konstantinopel. Sejarah intektual muda dalam pengembangan sejarah peradaban Islam dan HMI dengan sosok pendiri Lafran Pane di Usianya 21 tahun mampu mendirikan Organisasi yang benar benar memahasi kondisi mahasiwa dan juga kadaan masyarakatnyapun yang belum benar benar menanamkan nilai nilai islam.

Inteltual islam dalam proses pembangunan Moderasi islam harus mempunyai landasan dasar sehingga mebuat konsep. Sekarang semua elemen masyarakat mulai masuk ke jaman moderasi, mulai dari bidang sosial, pendidikan, ekonomi, dan pilitik. Penggunaan media modern ini yang paling ditakuti yaitu mulai agak redupnya esensi nilai islam itu sendiri dan yang paling dikhawwatirkan moderasi barat dengan arus Globalisasi westernisasi mulai meluap sehingga nilai esensi islam akan diredupkan a dan bahkan bisa hilang.

Generasi intelektual islam untuk melawan mpderasi sekarang dengan konsep moderasi tana menghilangkan nilai esensi ajaran islam. Semua intrumen Ummat muali dari skala kecil lingkup Pedesaan sampai skala yang lebih besar lagi. Dengan begitu dasar pondasi awal didikan masyarakat dengan pola kebudayaan sudah mulaikitarancang dan desain sedemikian. Penggunaan rancangan ini menjadi gerakan dakwah kita sebagai re generasi islam Modern agar tidak terlalu terkikis oleh keadaan Zaman yang mulai redup disusupi oleh Barat. 

Dengan asas Islam yang ad di Himpunan Mahasiswa Islam sebagai Insan Ulil Albab harus benar benar mampu menelaah Al-Quran dan hadis. Pembentukan Moderasi sosial Intektual Islam meliputi beberapa Aspek anatara lain ; Budaya, teknologi, Intrumen Keagamaan, Generasi (SDM) , Modern, dan wadah dakwah. Dengan ini semua dan jiwa Visioner generasi Intektual Islam mampu membentuk Masyarakat dengan tatanan Moderasi Islam yang dirihoi oleh Allah SWT.

Merubah suatu budaya sebenara tidaklah muda, tapi bukan itu tujuan kita. Dalam melawan hal seperti hasruslah dngan cara cerdas dan Sebagai intektual islam harus juga bisa memahami budaya mana yang baik dan buruk. Memfilter dan mengakaji terlebih dahulu siklus pola kehidupan sosial masyarak mulai dari siklus kehidupan masyarakat dalam kesehariannya. Analisis inipun dapat dilihat dan dipantau pola kehipan sosial masyarakat setempat. Perilaku budaya sosial sering berkesinambungan antara pola budaya sosial keseharian antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Pendekatan ini menjadi cara melawan budaya dan menyusupi budaya islam sehingga tiap elemen dan didikan budaya untuk membangun konsep budaya islam lewat literasi budaya islam, pemetaan konsep pengembangan budaya islam, serta siklus keseharian masyarakat yang bisa didesain dengan cara pengalihan. Contohnya masyarakat anti Al Quran bisa mencintai dan melestarikan membaca, kajian dengan waktu tertentu dengan kegiatan tersistematis, gerakan dakwah kalangan anak anak dan remaja dengan pola mulai dari siklus keseharian orang tua sehingga nanti bisa daya perhatian dan perhatian khusus bagi kangan muda.   

Teknologi dimasifkan dalam media penyaluran segala aktivitas dengan didikan zaman, walaupun lingkup skala wulayah terpencil tidak dipunkiri untuk penggunaan teknlogi. Daya tarik terhadap hal baru dengan sebuat kecanggihan buatan membuat partisipan masyarakat seetiap kalangan menjadi sesuatu yang dinantikan. Dengan masyarakat mehami informasi dan setiap info bersifat religius dapat diakses dengan mudah. Moderasi ini juga dapat dipahami sebagai edukasi modern akan tetapi berdampak hanya skala individu. Jika pengembangan ini menyeluruh dan mencakup kelompok besar juga tidak luput untuk kualitas kedepannya patut diperhitungkan sebagai ladang dakwah bagi inteletual Islam sehingga sebagai media dakwah modern.

Sebenarnya banyak yang tidak menyadari instrumen keagamaan didalam sebuat wadah untuk pengembangan moderasi sosial islam. Mulai dari mesjid, wadah literasi perpustakaan kecil, tempat kegiatan keagamaan, TPQ, rumah pemuka Agama, dll. Ini menjadi wadah yang menjadi instrumen dasar dan Umum dikalangan Sosial saya rasa hampir setiap desa aupun kelurahan memilikinya. Wadah ini tidak akan adanya pengembangan dan kemajuan tanpa adanya Intektual Islam dengan gerakan revolusionernya dalam mengelola dan mengembangkannya. Pengembangan ini dimuali dengan gerakan membangun relasi dan komunikasi baik dengan Tokoh masyarakat dan pengelola wadah. Kemudian dilakukan pengembangan SDM dengan cara memegang beberapa pemuda sebagai Pelopor sebagai penggerak sehingga setiap kalagan anak anak, pemuda, maupun orang tua memiliki partisipan yang besar. Kemudian perhatikan manajemen watu dan desain kegiatan yang tidak monoton hanya kegiatan yang statis atinya fleksibel harus ada perubahan yang dibuat. Dengan cara itu semua intrumen pengembangan islam dapat terwujud dan masif.

Setiap tahun angka kelahiran bertambah populasi pula meningkat. Sumber daya manusia ujung tombak suatu kemajuan wilayah. Para generasi hebat ini memiliki jenjang pendidikan yang tinggi dan terstruktur. Kalau kita lihat tiap wilayah memiliki SDM tiap tahunnya kalau memilihat secara indikator dari jenjang pendidikan tinggi. 

Harapan terbesar untuk HMI Pengembangan Moderasi Sosial Intelektual Islam untuk Ummat ini kader dan regenerasi mampu mengaktualisasikan konsep serta gagasannya ideal untuk mendukung kemajuan. Individual dan masyarakat menyadari dan berpartisipasi aktif memamjukan daerah masing-masing. Dengan semua inntrumen di gerakkan Isya Allah Harapan terbesar masyarakat, pemuda, tokoh masyarakat, pemerintah, dan seluruh elemen dapat menjalankan dengan maksimal sehingga terwujudnya tatanan masyarakat yang dirihoi oleh Allah SWT

Senin, 07 Maret 2022

(Internasional Womens Day) Perempuan Harus Menjadi Fasilator dan Konselor menangani Kekerasan Seksual dalam Masyarakat





Oleh : Tata Sapriadin (Ketua Umum HMI komisariat hijau hitam Cabang Mataram) 


Momen Internasional Womens Day ini Landasannya untuk memuliakan perempuan sehingga pandangan masyarakat masyarakat bahwa perempuan posisinya tidak hanya di dalam rumah tangga tapi punya hak yang sama seperti laki laki. Jika perempuan rusak maka rusaklah Generasi bangsa yang akan datang, karena seorang perempuan merupakan ibu sekaligus guru pertama bagi anak anaknya kelak. 

Perempuan yang sadar akan kondisi kondisi yang di alami perempuan sekarang adalah perempuan yang bergerak dan perempuan tangguh melawan kekerasan seksual dalam ruang lingkup sosial. 

Data dari pemerintah Daerah menunjukkan peningkatan kekerasan seksual di masyarakat khusus di NTB dan Indonesia. Peningkatan ini membuat keresahan oleh kaum perempuan yang sadar akan kondisi tersebut. Peningkatan akan terus menerus dan bahkan akan menjadi budaya buruk di masyarakat. 

Kekuatan perempuan dan peran perempuan untuk mengatasi permasalahan permasalahan perempuan harus terlibat dan peran aktif. Disinilah eksistensi perempuan sebagai fasilator untuk meminimalisir serta menurunkan angka kekerasan perempuan di masyarakat. 

Perempuan dalam hal ini bisa menjadi konsultan, bisa menjadi fasilitator, bisa menjadi teman curhat untuk menyaring informasi sebab dan akibatnya peningkatan data kekerasan seksual.  

Sekarang tidak jamannya lagi menunggu keluarga kita menjadi korban, tunggu kasus besar untuk menjadi sampel untuk bergerak di ranah perempuan, tapi di titik inilah semua pihak berperan mulai dari pemerintah, tokok publik, Organisasi, lembaga mahasiswa , kelompok pemuda dan lainnya untuk bersinergi dalam membantu membangun peradaban perempuan dan kesetaraan perempuan dimata masyarakat serta mengatasi masalah masalah perempuan yang kita hadapi sekarang. 

Kekerasan seksual bukan hanya masuk ke pemerkosaan saja tapi meliputi banyak aspek-aspek lainnya seperti pelecehan, perempuan sebagai media iklan atau promosi, pekerjaan yang dipaksakan untuk pakaian yang tidak senonoh dan banyak lainnya. Contoh kecil seperti itu menjadi bahan dan landasan harus adanya peran dari perempuan itu sendiri. 

Perempuan yang dalam hal ini menjadi korban kalau tidak ada gerakan perlawanan mulai dari edukasi, peraturan yang mengikat sebagai payung hukum, dan didikan moral bahwa pentingnya perempuan dimata masyarakat akan ditakutkan nantinya menjadi sesuatu hal yang wajar dan jangan sampai stigma kita dan masyarakat dalam permasalahan perempuan itu sesuatu yang tidak penting, maka dari itu gerakan perempuan dan intensif terkait permasalahan perempuan yang harus terus digaungkan untuk terus diperjuangkan. 

Saya sendiri pribadi mengajak seluruh elemen-elemen masyarakat, pemerintah, organisasi mahasiswa, lembaga mahasiswa untuk memperjuangkan hak perempuan dan tingkatkan partisipasinya dalam permasalahan perempuan yang khusus terjadi pada kaum perempuan agar nantinya perempuan bisa menjadi perempuan yang tangguh dan tidak tergoyahkan oleh permasalahan yang ada pada dirinya

DITETAPKAN MENJADI KETUA HMI KORKOM LAFRAN PANE, M. IDHAR AJAK KOMISARIAT BANGUN SEMANGAT KOLEKTIF PERJUANGAN.

  Mataram- M. Idhar Resmi Ditetapkan Menjadi Formatur Ketua Umum Kordinator Komisariat ( KORKOM ) Lafran Pane pada kamis ( 6/01/...